Hidup adalah penderitaan’. Mungkin kalimat itu sangat sesuai dengan hidup dan kehidupan Susi. Seorang wanita setengah baya yang selalu dirundung nestapa. Begitu banyak beban derita yang yang harus ia tanggung dalam hidupnya. Dari mulai kemiskinan, penyakit, penghinaan dan lain sebagainya. Sampai deraan siksa dari suaminya yang ternyata ‘temperamental’. Lengkap sudah penderitaan yang diterima oleh Susi, lahir maupun batin.
Jujur saja! Seandainya aku dalam posisi seperti Susi, rasanya aku tak akan bisa setegar dan setabah Susi menjalani kehidupan ini. Belum tentu aku bisa sesabar Susi menerima ‘kekejaman dunia’ yang menyiksanya lahir batin.
Tidak berlebihan kiranya, kalau aku merasa kagum, terharu, sekaligus ‘tercambuk’ ketika menonton tayangan tentang kehidupan Susi ini. Mengapa…? Karena nampaknya aku harus lebih berdyukur dan mensyukuri kehidupanku.
Film tentang Susi telah membuat mata, hati dan pikiranku terbuka lebar. Bahwa sekurang-kurang beruntungnya diriku, ternyata masih banyak lagi yang, lebih susah, lebih menderita, dan lebih memprihatinkan dari pada aku. Dan hebatnya, mereka bisa tetap optimis, tegar dan sabar dengan kondisi seperti itu.
Kok, jadi malu ya…! Kalau aku yang lebih beruntung dibanding mereka, kadang suka kurang sabar, egois dan kurang optimis dalam menjalani liku-liku kehidupan ini. Padahal beban masalah yang aku hadapi tidak separah dan seberat yang aku terima.
Semoga saja aku dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari kehidupan Susi, sehingga bisa lebih sabar dan lebih optimis dalam menjalani kehidupan ini. Senantiasa mensyukuri dan terus berusaha memperbaiki diri. Karena hidup ini akan terasa berarti, kalau kita bisa berubah menjadi lebih baik….lebih baik…dan lebih baik lagi…
Dan aku bisa berkata dengan penuh keyakinan pada semua orang, bahwa: Hidup Ini Indah!!!
Jujur saja! Seandainya aku dalam posisi seperti Susi, rasanya aku tak akan bisa setegar dan setabah Susi menjalani kehidupan ini. Belum tentu aku bisa sesabar Susi menerima ‘kekejaman dunia’ yang menyiksanya lahir batin.
Tidak berlebihan kiranya, kalau aku merasa kagum, terharu, sekaligus ‘tercambuk’ ketika menonton tayangan tentang kehidupan Susi ini. Mengapa…? Karena nampaknya aku harus lebih berdyukur dan mensyukuri kehidupanku.
Film tentang Susi telah membuat mata, hati dan pikiranku terbuka lebar. Bahwa sekurang-kurang beruntungnya diriku, ternyata masih banyak lagi yang, lebih susah, lebih menderita, dan lebih memprihatinkan dari pada aku. Dan hebatnya, mereka bisa tetap optimis, tegar dan sabar dengan kondisi seperti itu.
Kok, jadi malu ya…! Kalau aku yang lebih beruntung dibanding mereka, kadang suka kurang sabar, egois dan kurang optimis dalam menjalani liku-liku kehidupan ini. Padahal beban masalah yang aku hadapi tidak separah dan seberat yang aku terima.
Semoga saja aku dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari kehidupan Susi, sehingga bisa lebih sabar dan lebih optimis dalam menjalani kehidupan ini. Senantiasa mensyukuri dan terus berusaha memperbaiki diri. Karena hidup ini akan terasa berarti, kalau kita bisa berubah menjadi lebih baik….lebih baik…dan lebih baik lagi…
Dan aku bisa berkata dengan penuh keyakinan pada semua orang, bahwa: Hidup Ini Indah!!!
ohhhhh
BalasHapusjadi skrang cewek lw susi mbee bukan shanti ???
susi susanti kan??wahh pelukis kan??hehe just kidding
BalasHapuspemain bul tangkis tak,...
BalasHapusklu susi kenari ada juga
susi-susi "TL" jga ada,..
hayo,...pilh yang mana?
susi susanti bokin gw dul,,
BalasHapushaha
susi....
BalasHapusso nice...
dr so good....
susi...atw susis..??
sapa tuh susi?
BalasHapussusi ttngga gw koq d bw" mbe..hhe
BalasHapuswee,,
BalasHapussusu apa susi!
susi tu sapa lagi mbe?
BalasHapussusi bokin gw euy,,
BalasHapusSusi Susanty,,
parah bgt,,
who is susi???
BalasHapusyang atas ngomongin susi,
BalasHapusyang bawah kok tiba-tiba ngomongin eno??
sebenernya lagi pada ngomongin siapa yaa??
hoaaa...saya tak mengerti..!?
hahay,,
BalasHapusitu salah ketik neng,,
ntr gw update lg